Bukan hal baru, penggunaan pipa HDPE sering disesuaikan dengan spesifikasi PN atau Pressure Nominal. PN atau ukuran pipa terhadap tekanan ini berpengaruh pada tebal tipis diding pipa yang disesuaikan dengan tingkat tekanan yang dibutuhkan.
Hal yang sama pada dasarnya juga terjadi pada produk pipa PPR, yang membedakan spesifikasinya berdasarkan PN (Pressure Nominal). Hanya saja pada pipa PPR, spesifikasi ini direkomendasikan untuk jenis saluran dan suhu fluida (air) yang akan dialirkan. (Baca : Perbedaan Pipa HDPE dan Pipa PPR).
Berbeda dengan pipa PPR, Penggunaan Pipa HDPE pada dasarnya direkomendasikan hanya untuk saluran air bersih bertekanan. Kebutuhan tekanan tersebut yang pada akhirnya dapat disesuaikan dengan nominal PN pada produk.
Pada pipa HDPE terdapat beberapa jenis varian PN, diantaranya PN-6.3, PN-8, PN-10, PN-12.5 dan PN-16. Kebutuhan tekanan tersebut pada dasarnya disesuaikan dengan Standard Nasional Indonesia produk perpipaan di Indonesia.
Baca Juga :
Standard ini juga berlaku untuk pipa thermoplastic jenis lain, seperti pipa PVC dan sebagainya sebagai konsekuensi produk berstandard SNI.
Kembali pada produk pipa HDPE, penggunaan PN, dapat diartikan sebagai produk pipa yang dapat digunakan mengalirkan Fluida (Air bersih) dengan teknis tekanan sesuai spesifikasi. Misal, untuk tekanan PN-6.3, produk pipa dapat ditekan kurang dari nominal 6.3 kg / cm2.
Oleh karena itu, Penggunaan pipa HDPE berdasarkan PN dapat disesuaikan dengan beberapa kebutuhan, berikut diantaranya :
- Pipa HDPE PN-6,3 : Merupakan varian produk dengan dinding pipa paling tipis dalam daftar ini. Ideal untuk saluran air bersih bertekanan rendah, dalam hal ini biasanya untuk saluran dengan tekanan gaya dorong gravitasi, dan medan landau. Karena dinding yang tipis, produk ini juga kerap digunakan untuk kebutuhan lain, seperti selongsong kabel dan sebagainya. Produk ini biasanya hanya tersedia untuk ukuran di atas 2 inch.
- Pipa PE-100 PN-8 : Seperti nominalnya, produk ini memiliki tingkat ketebalan kedua dari yang tertipis. Pada dasarnya penggunaan produk ini direkomendasikan hampir sama pada produk PN-6.3, hanya saja dengan kebutuhan tekanan agak lebih besar. Produk ini juga biasanya tersedia untuk ukuran 2 inch ke atas, dengan tekanan kurang dari 8 Kg/cm2.
- Pipa HDPE PN-10 : Merupakan penggunaan pipa HPDPE dengan PN paling popular digunakan, untuk tekanan 10 bar, atau 10 kg/cm2. Pada produk pipa PVC JIS (Pipa paling mudah dijumpai di toko bangunan), standar ini equal dengan class AW, ideal untuk saluran air standard untuk kebutuhan kecil, menengah hingga besar.
- Pipa HDPE PN-12,5 : Produk ini memiliki tingkat ketebalan dinding medium, untuk kebutuhan saluran air bersih bersekalah menengah. Hanya saja produk jarang diproduksi, karena kebutuhan standard dan tinggi biasanya menggunakan PN-10 atau PN-16. Produk ini tersedia dari ukuran pipa 1-1/2 inch hingga ukuran terbesar. Hanya saja untuk beberapa brand, tersedia hingga ukuran ¾ inch.
- Pipa HDPE PN-16 : Merupakan produk dengan tingkat ketebalan dinding paling tebal dalam daftar ini. Sehingga dapat digunakan untuk saluran air bertekanan tinggi, atau kurang dari 16 bar. Selain saluran air, produk ini juga kerap digunakan untuk kebutuhan hydrant dan sebagainya. Produk tersedia dalam ukuran ½ inch hingga ukuran terbesar yang ditawarkan oleh suatu brand.
Toleransi Tekanan
Meski sudah direkomendasikan tekanan sesuai nominal spesifikasi PN, namun pada dasarnya terdapat toleransi maksimal tekanan. Dalam hal ini sesuai dengan rumus, 1,5 kali nominal tekanan (Misal PN-10 pada dasarnya dapat bekerja dengan tekanan hingga 15 bar / kg/cm2).
Kebutuhan ini biasanya tidak direkomendasikan untuk tekanan berkesinambungan, namun hanya secara insidentil. Dalam hal ini tekanan secara tiba-tiba yang sering terjadi pada saluran air dengan perbedaan kontur medan yang ekstrim.
Pengalaman penggunaan saluran air dengan cara ini memungkinkan terjadi masalah “Water Hammer”. Dimana tekanan akan muncul karena aliran air terlalu kencang, dan penutupan saluran air secara tiba-tiba.
Penumpukkan tekanan ini jika tidak diantisipasi akan membuat saluran berisiko bocor, atau bahkan pecah dan meledak. Oleh sebab itu, dibutuhkan perhitungan secara matang agar permasalahan tersebut dapat teratasi secara efektif dan aman.